REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Takbir ihram disimbolkan dengan mengangkat kedua tangan. Pengangkatan tangan menyimbolkan beberapa makna. Bagi manusia, angkat tangan bisa berarti mengalah, pasrah (give-up). Pengangkatan tangan di dalam takbir sejajar dengan telinga, kedua telapak tangan menghadap ke kiblat, sambil membaca takbir, Allahu Akbar.
Tangan juga melambangkan kekuasaan (power) seperti di dalam ayat: Yadullah fauqa aidihim (Tangan Tuhan (power) Tuhan di atas tangan mereka). Tangan adalah simbol kekuatan manusia di dalam menyelesaikan berbagai persoalan, tetapi tangan juga sering digunakan untuk membuat persoalan.
Jika manusia mampu mengontrol tangan, kekuasaan, kekuatan, dan potensi yang dimilikinya, manusia akan mencapai tingkat keutamaan dan kesempurnaan. Mengangkat kedua tangan sejajar dengan muka dan kedua telapak tangannya menghadap ke kiblat seolah-olah kedua tangan juga ikut menghadap dan berpasrah diri (tawajjuh) kepada Allah SWT.
Kedua tangan kita yang pernah melakukan kekeliruan, dosa, dan mak siat disucikan melalui penye- rahan diri menghadap ke kiblat. Secara fisik, tangan kita mungkin pernah mengambil sesuatu yang bukan haknya, pernah menonjok, menunjuk, dan memfitnah, menandatangani sesuatu yang fiktif, menyentuh, meraba, dan meremas yang bukan miliknya.
Secara simbolik kekuatan dan power yang Allah berikan kita manfaatkan lain tidak pada tempatnya. Selama ini kita diamanati men- jadi khalifah yang baik, tetapi kita sia-siakan amanah itu. Seolah- olah kita membayangkan tangan kita adalah "tangan Abi Lahab" yang dikutuk di dalam Alquran:
"Binasalah kedua tangan Abu Lahab, sesungguhnya dia akan binasa, tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang diusahakan, kelak akan masuk ke dalam api yang bergejolak" (QS al- Lahab [111]:1-3).
Seraya dengan pengangkatan kedua tangan, diri kita dengan segala kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Kekuatan lafaz "Allahu Akbar" memiliki kekuatan untuk bisa mengecilkan diri kita secara total di hadapan Allah SWT.
Red: Agung Sasongko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar